Prosesi Baiat Ustad Hanan Attaki Disorot, Begini Respon PBNU

INIKATA.co.id – Ustad Hanan Attaki kini resmi menjadi kader Nahdlatul Ulama (NU) setelah melaksanakan prosesi baiat yang dipandu oleh KH Marzuki Mustamar, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. Prosesi baiat dilaksanakan pada Kamis (11/5) disela acara haul yang digelar di Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek, Malang.

Salah satu yang menjadi tanda tanya bagi masyarakat awam adalah soal syahadat yang diucapkan Hanan Attaki. Karena bagi pengetahuan awam, dua kalimat syahadat diucapkan oleh orang yang mau masuk Islam atau mualaf.

Baca juga:

Once Mengaku Enjoy Jika Satu Komisi dengan Ahmad Dhani

Katib PBNU KH Asrorun Niam Sholeh mengatakan, kalimat syahadat yang diucapkan Hanan Attaki selaras dengan nilai-nilai Islam. Tidak ada yang dilanggar dengan membaca kalimat syahadat untuk semakin memantapkan hati akan Tuhan.

Asrorun Niam menegaskan kalimat syahadat sejatinya sudah terbiasa diucapkan oleh orang Islam karena merupakan bagian dari rukun Islam.

“Syahadat tidak hanya sebagai tanda masuk Islam dari orang yang berada di luar Islam. Syahadat itu sebagai rukun Islam,” kata Asrorun Niam kepada JawaPos.com, Jumat (12/5).

Dia menambahkan, setiap melaksanakan ibadah salat, umat Islam sejayiny juga membaca syahadat. “Salah satu rukun salat yang harus dibaca adalah tasyahud, yang isinya juga syahadat,” katanya.

Selain soal syahadat, dalam percakapan di grup WhatsApp di kalangan NU kultural, sempat menjadi pertanyaan terkait prosesi baiat sejak tadi pagi. Karena mereka yang lahir dari keluarga NU merasa tidak pernah melakukan baiat seperti yang dilakukan Hanan Attaki.

Asrorun Niam mengatakan bahwa baiat sejatinya terbiasa dilakukan dalam proses pengkaderan.

“Dalam beberapa pengkaderan di NU dan badan otonomnya, ada dan dikenal baiat,” katanya. (jawaPos/Inikata)