INIKATA.co.id – AP, 18, mengaku geram lantaran dirinya sering merasa dibohongi mantannya berinisial SM. Hal itu membuatnya nekat memukul pacar baru SM, yakni HP, 18, hingga tewas.
“Cemburu aja gitu bang, saya sering dibohongin kayak gitu sama mantan saya. Ya katanya sih gak pernah maen di belakang, main cowok gitu, (ternyata) sering ngopi sama cowok,” ujar AP di Polsek Palmerah, Jumat (12/5)
Awalnya, ia mengatakan bertemu dengang korban di sebuah kafe untuk meminta penjelasan terkait hubungannya dengan mantannya. Namun, karena kesal tak mendapatkan jawaban, AP mengajak korban berkelahi.
“Ini mukul muka, terus dada, dada dia saya dorong, dia jatuh, kepalanya dia kebentur, saya kagak tau pas di situ kebentur. Nah pas korban jatuh, pantatnya korban saya tendang dua kali sama kaki sekali,” jelas AP.
Usai korban dinyatakan meninggal dunia, AP mengaku menyesal telah melakukan perbuatan tersebut.
“Saya menyesal. Saya niatnya emang kagak ada bunuh,” paparnya.
Adapun akibat kejadian tersebut pelaku dijerat Pasal 351 ayat 3 dengan ancaman hukuman di atas 7 tahun penjara.
Sebelumnya, seorang pria berinisial HP, 18, berkelahi hingga menyebabkan tewas seorang pria lainnya berinisial AP, 20, di Jalan K.S Tubun, Palmerah, Jakarta Barat. Hal itu lantaran AP cemburu kepada HP yang diduga berpacaran dengan mantannya yang berinisial SM.
Mulanya, Kapolsek Palmerah Kompol Dodi Abdulrohim mengatakan bahwa pada Jumat, (31/5), AP bertemu dengan HP dan SM di sebuah kafe daerah Pademangan untuk memastikan hubungan percintaan antara HP dengan mantannya, SM.
“Karena di cafe, korban masih belum menjawab pertanyaan pelaku, korban dibawa pelaku ke jalan KS Tubun. Di sana terjadi eksekusi,” kata Dodi kepada wartawan, Jumat (12/5).
Di lokasi kejadian, AP memukul bagian kepala dan bagian dada korban hingga akhirnya korban. Terjatuh dalam posisi miring dan terbentur ke trotoar jalan.
“Sehingga korban sedikit lama berada di bawah di aspal itu,” kata Dodi.
Setelah itu, korban akhirnya dibawa pulang oleh saksi berinisial MFC yang juga berada di lokasi kejadia. Hanya saja, Dodi mengatakan bahwa saat di perjalanan, korban menolak untuk pulang ke rumah.
“AP ini sempat mengeluh jangan dibawa ke rumah orang tua saya. Saya di kampung aja. MFC saksi temannya dia,” ungkapnya.
Kemudian, korban akhirnya pulang ke rumah temannya di daerah Kembangan dan sempat tidur di sana.
“Pada saat paginya korban udah meninggal dunia,” ucap Dodi. (JawaPos/Inikata)