INIKATA.co.id – Kunjungan warga Israel ke Indonesia bukanlah hal yang baru. Warga Israel sudah sering ikut berbagai kegiatan resmi di Indonesia, meski tak ada hubungan diplomatik antarkedua negara.
Ironisnya, saat Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 yang menjadikan Timnas sebagai peserta, justru mendapat penolakan dari berbagai kalangan, termasuk dari PDIP, Gubernur Bali dan Gubernur Jawa Tengah.
Mantan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Dino Patti Djalal turut mengomentari pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah oleh FIFA akibat adanya penolakan terhadap Timnas Israel.
Dino menilai keputusan FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah sekaligus Timnas U-20 gagal berlaga merupakan kenyataan pahit dalam sejarah sepak bola Indonesia.
“Jutaan penggemar bola Indonesia sedih dan kecewa. Kasihan juga Timnas kita yang sudah mati-matian berlatih untuk U-20. Nama Indonesia dalam olahraga internasional tercoreng,” ujar Dino dalam keterangan persnya yang diterima awak media di Jakarta, baru-baru ini.
Dino juga menyoroti adanya penolakan berbagai kalangan, terutama politikus terhadap timnas Israel untuk bermain di Indonesia.
Menurutnya, ini bukan kali pertama warga Israel datang ke Indonesia.
Dia mengatakan empat atlet Israel telah ikut serta dalam Kejuaraan Dunia Balap Sepeda pada tahun 2023 bertajuk UCI Track Nations Cup 2023 di Jakarta International Velodrome, Februari lalu.
“Tidak ada reaksi (red-penolakan) apa-apa,” tuturnya.
Kemudian,pada 2022 sejumlah anggota Parlemen Israel juga menghadiri Kongres Inter-Parliamentary Union (IPU) di Bali. Ketua DPR RI Puan Maharani sebagai Ketua Majelis Umum memimpin jalannya Sidang Umum Ke-144 Kongres Inter-Parliamentary Union (IPU) tersebut.
“Tidak ada reaksi apa-apa,” sambungnya lagi
Delegasi Israel, lanjutnya, juga hadir dalam konferensi akbar perubahan iklim PBB COP-13 di Bali pada 2007.
Kehadiran warga Israel pada beberapa kegiatan resmi di Indonesia, kata mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat itu, terjadi tanpa sedikitpun mengubah posisi tegas dan teguh Indonesia dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina.
Dia mengatakan semua penolakan tersebut adalah bagian dari politik semata.
“Sikap kita ke U-20 terlalu jauh dipolitisir, padahal pemerintah Palestina sendiri tidak menentang kehadiran Israel di U-20 di Indonesia. Apakah kita lebih Palestina dari Palestina?,” tegas Dino. (Fajar/Inikata)