Dirumahkan, Nasib 72 Karyawan Klinik Cerebellum Bergantung BPJS Kesehatan

MAKASSAR, INIKATA.co.id – Buntut pemutusan kerjasama yang dilakukan BPJS Kesehatan Cabang Makassar, puluhan karyawan di Klinik Cerebellum terpaksa dirumahkan.

Nasib 72 karyawan yang mendapatkan pemutusan hubungan kerja di awal tahun 2023 ini bergantung pada keputusan BPJS Kesehatan Cabang Makassar.

Baca juga:

Adopsi Teknologi Jerman, Olympic Group Buka Pabrik Baru di Makassar dan Siap Sasar Pasar Indonesia Timur 

“Mengenai Pegawai kami yang dirumahkan hampir setengah (50 persen) dari total pegawai kami yang aktif itu ada 141, untuk di PHK itu ada 72 orang, dari beberapa unit dari fisioterapi, perawat, administrasi, klinik servis, hampir semua klinik kami rumahkan,” ujar Kabag umum dan SDM Klinik Cerebellum, Asriani nur, Selasa (3/1/2023).

Ia mengatakan PHK yang dilakukan Klinik Cerebellum ini tentu bukan karena berkaitan dengan professionalisme kerja. Akan tetapi, mempertimbangkan operasional setelah BPJS Kesehatan memutuskan kerjasama.

“Itu Pemutusan kerjasama dari BPJS Kesehatan sehingga kami rumahkan, karena kami harus berpikir juga operasional klinik selama BPJS Kesehatan tidak kerjasama,” ungkapnya.

Menurut dia, pihaknya tentu masih berharap karyawan yang dirumahkan ini bisa bekerja kembali, dan hal itu dapat dilakukan bilamana BPJS Kesehatan mau melanjutkan kembali kerjasama.

“Sejak 1 Januari 2023 kami rumahkan. Manajemen harapnya bisa kembali karena kami sama-sama membangun dari awal karena mereka sejak pemberhentian kemarin itu mereka sangat sedih sebenarnya,” tangkasnya.


Pasien Rela Bayar Pakai Tabungan Anaknya

Asriani menuturkan, belum lama ini pihaknya merasa syok karena ada pasien yang ingin datang berobat di Klinik Cerebellum dengan dana yang dipakai dari tabungan anaknya. Sebab, tidak BPJS Kesehatan telah memutuskan Kerjasamanya dengan Klinik Cerebellum.

“Kemarin ada pasien yang membayar pakai tabungan anaknya, kami syok sebenarnya kenapa bisa sampai segini sih Pasien kami sampai dokter Yosep bilang kembalikan uangnya, jangan memperberat Pasien tambah kita bikin susah mereka,” tuturnya.

Ia mengatakan pasien tersebut mengambil paket pengobatan Rp1 juta lebih. Kendati begitu, pihaknya merasa empati, sehingga sesuai arahan Direktur Klinik Cerebellum, dr Yose Waluyo, uang tersebut sudah dikembalikan.

“Itu pasien terapi wicara dan terapi okupansi. Katanya sih untuk sekolahnya, untuk paketnya Rp1 juta lebih tapi sudah dikembalikan,” pungkasnya. (fdl)