INIKATA.co.id – Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terus mengguyur Kota Makassar sejak Jumat (23/12/2022) hingga Minggu (25/12/2022) kemarin, mengakibatkan sebanyak 3.046 unit rumah di Kota Makassar terendam banjir hingga menyebabkan 8.687 orang terdampak.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, hingga Senin (26/12/2022) pukul 08.00 WITA, ada sebanyak 2.514 kepala keluarga (KK) di 4 Kecamatan yang terdampak.
Adapun 3 kecamatan yang terendam banjir paling parah hingga menyebabkan warga mengungsi yakni Kecamatan Manggala, Biringkanaya, dan Tamalanrea, dengan total 1.479 orang pengungsi di 23 titik.
Di Kecamatan Manggala, tercatat ada 286 KK terdampak dengan total 1.136 pengungsi. Mereka tersebar di 15 titik pengungsian. Kemudian di Kecamatan Biringkanaya ada 81 KK terdampak dengan 318 orang pengungsi. Posko pengungsian tersebar di 7 titik. Sementara di Kecamatan Tamalanrea, tercatat ada 10 KK dengan 25 orang mengungsi 1 titik pengungsian.
Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto menyebut, banjir di Kota Makassar yang semakin parah ini tidak terlepas dari ulah dan campur tangan developer atau pengembang perumahan yang tidak teratur dalam melakukan pembangunan.
Olehnya itu, kata di, pihak developer harus ikut bertanggung jawab dengan kondisi ini.
“Seharusnya juga yang bertanggung jawab (atas banjir ini) developer. Seharusnya mereka yang tanggung jawab,” kata Danny kepada wartawan di lokasi banjir di Perumnas Antang, Minggu (25/12/2022) kemarin.
Danny mengaku akan segera memanggil para pengembang yang wilayahnya terendam banjir.
“Saya juga mau mengumpulkan semua developer untuk membicarakan ini,” ujarnya.
Selain itu, Danny juga menyebut ada sejumlah perumahan yang kondisinya tidak layak atau dibangun di daerah-daerah resapan air.
“Tidak layak sebenarnya. Perizinan sekarang kan sudah ada. Kebetulan ini sudah lama. Di zaman saya itu saya tidak perkenankan daerah-daerah air jadi permukiman,” ucapnya.
Menurut Danny, banjir kali ini menjadi yang terparah. Salah satu patokannya ialah Masjid Muhajirin di Blok 10 Perumnas Antang, Kecamatan Manggala. yang kini ikut terdampak. Padahal selama ini masjid tersebut selama ini tidak pernah terdampak banjir.
“Banjir yang kedua kalinya dalam dua bulan ini tidak lazim. Inilah yang paling parah karena daerah-daerah yang selam ini tidak biasa mengungsi, sekarang itu mengungsi. Sampai-sampai Masdjid Muhajirin itu yang tadinya bisa diakses darat dari dulu, itu sudah terkepung dengan banjir,” imbuhnya.
Lebih jauh Danny mengatakan, untuk mengatasi bencana ini, dirinya sudah memerintahkan camat setempat untuk mengumpulkan seluruh elemen masyarakat agar membuat forum khusus.
Hal itu agar mengetahui bagaimana asiprasi masyarakat dapat diterima sekaligus membahas banyaknya aliran air tertutup.
“Perlu dukungan masyarakat dan dukungan semua pihak untuk mengalirkan air yang mestinya jalan tetapi terhambat. Harus menjadi keputusan bersama sehingga masyarakat paham,” tuturnya.
“Solusi konkretnya ialah agar air teraliri dengan baik. Apalagi aliran dari Nipa-nipa sudah lancar. Ini faktor ketinggian,” sambungnya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Makassar, Nursaidah Surajuddin mengatakan, sebanyak 182 pengungsi banjir di Makassar mulai terjangkit penyakit di pengungsian. Rata-rata pengungsi tersebut menderita gatal-gatal hingga flu.
“Sementara yang mengalami gangguan kesehatan 182 orang yang mengungsi dan merupakan korban banjir. Para pengungsi yang terjangkit penyakit itu sedang dalam penanganan. Semua mendapat layanan kesehatan. (Penyakitnya) didominasi gatal-gatal, batuk, flu dan selebihnya ada sakit kepala, sakit badan, serta mag,” kata Nursaidah dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/12/2022).
Menurut Nursaidah, saat ini ada 10 lokasi pengungsian yang tersebar di setiap kecamatan terdampak banjir dan sedang dilakukan penanganan kesehatan. Ia memastikan, penanganan kesehatan kepada para pengungsi banjir akan diberikan secara gratis.
Ia pun mengimbau warga yang mengungsi untuk tidak sungkan mendatangi posko pelayanan kesehatan. (*)